Satu dari 10 anak penderita hiperaktivitas, atau disebut juga Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD), mungkin diperparah kondisinya oleh pola makan yang buruk. Sememtara itu, ada beberapa anak-anak lain yang menderita alergi terhadap makanan-makanan tertentu.
Pengaruh Makanan terhadap perilaku merupakan isu yang kontroversial. Namun, polam akan yang buruk, kekurangan asam lemak esensial, dan alergi makanan dipastikan memperkuat gejala-gejala gangguan tertentu. Gejala itu meliputi perilaku merusak, gelisah, konsentrasi rendah, sulit belajar, canggung, mudah marah, dan kemampuan social yang rendah. Sebagai contoh anakn dengan ADHD diduga sering punya masalah dengan metabolisme gula. Gejala ini lebih terasa di pagi hari ketika makanan bergula dikonsumsi untuk sarapan saat perut kosong. Gula oalahan akan menghilangkan mineral-mineral, khususnya kromium, yang diperlukan dalam metabolisme gula dan mengendalikan kadar gula darah. Defisiensi ini akan menyebabkan hipoglikemia yang mengarah pada tindakan-tindakan agresif.
Kekurangan seng, kalsium, dan magnesium akan menyebabkan kegelisahan, konsentrasi rendah dan kesulitan belajar. Kekurangan mineral ini juga dikaitkan dengan gejala ADHD. Zat gizi lain juga sangat penting ialah asam lemak esensial omega-3 dan omega-6 sejumlah studi menunjukkan bahwa kekurangan asam lemak esensial ini mengaruh pada masalah-masalah perilaku dan kesulitan belajar. Banyak anak ADHD ternyata mengalami kekurangan asam lemak esensial, riset membuktikan bahwa anak-laki-laki cenderung menderita kekurangan asam lemak yang parah, serta kemampuan membaca dan mengeja yang lebih buruk. Studi lain, meski masih pada tahap awal, menghugbungkan depresi dan perubahan suasana hati dengan kekurangan omega-3 para ilmuwam menduga bahwa asam lemak ini meredakan gejala-gejala yang menunjukkan terjadinya perubahan suasana hati. Peningkatan asupan zat ini dalam makanan atau melalui suplemen menunjukkan peningkatan metabolisme otak dan mengatasi gejala ADHD.
Kekurangan thiamin (Vitamin B1), juga berhubungan dengan perilaku agresif, impulsive, dan eratik (tak terduga). Kentang, padi-padian, utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, telur, daging, sayuran, dan beras merah merupakan sumber yang kaya akan vitamin B1. vitamin b6 pun tak kalah pentingnya.
Banyak studi yang menunjukkan adanya hubungan antara alergi makanan dan intoleransi makanan dengan masalah-masalah perilaku, seperti ADHD beberapa pakar nutrisi percaya kalau gula tidak berhubungan dengan masalah perilaku. Namun, intoleransi dan alergi terhadap bahan-bahan aditif makanan, khususnya pewarna yang sering didapatkan pada makanan manis dan bergula, merupakan akar masalahnya. Menyingkirkan alergen makanan terbukti efektif dalam menangani anak ADHD.
Jumat, 09 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar