Sabtu, 29 Mei 2010

Terapi Oksigen HyperBaric Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Medan, skalaindonesia.com
Kini para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus semisal autis, celebral palsy (CP), epilepsi, down sindrome bisa mendapatkan alternatif terapi melalui terapi oksigen Hyperbaric atau disebut juga HBOT.
Goh Khoon Seng dari Poliklinik Baromed, Pusat Terapi Oksigen di Kuala Lumpur Malaysia didamping Rizman Dato’ Haji Azahar saat berbicara pada seminar Hyperbaric Oxygen Therapy dihadapan para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus mengatakan meski belum dapat diterima secara ilmiah sebagai terapi pilihan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, namun ada rujukan yang menunjukkan kemajuan pada anak-anak tersebut.
“Meski ada tanda-tanda menunjukkan kemajuan pada anak-anak berkebutuhan khusus setelah menjalani HBOT, namun hal ini belum bisa diterima secara ilmiah sebagai terapi pilihan,” kata Goh Khoon Seng yang memberikan pemaparan HBOT di klinik HMC Jalan Hayam Wuruk Medan, pusat terapi anak berkebutuhan khusus (autis), Selasa (2/2).
Dijelaskan Goh Khoon Seng, HBOT merupakan terapi untuk menyalurkan kepada pasien oksigen 100 persen dengan tekanan yang lebih besar dari normal (biasanya setara dengan tekanan 5-10 meter dibawah air) melalui kamar (ruangan) yang didisain khusus. Tujuannya untuk menaikan jumlah ketersediaan oksigen pada orang tersebut.
Udara yang kita hirup terdiri dari 21 persen oksigen. Namun dengan menghirup oksigen 100 persen pada tekanan tinggi, oksigen dalam jumlah besar akan disalurkan ke jaringan dan larut dalam cairan tubuh, cairan plasma cerebrospinal dalam otak dan limpa. Oksigen di bawah tekanan larut dalam hemoglobin dan plasma hingga 15 kali lebih besar dari oksigen biasa.
Di Malaysia HBOT sudah mulai dikenalkan oleh Dr Mustapha Kamar Karim, salah seorang dokter yang banyak mempelajari tentang HBOT dan telah memiliki sertifikasi dasar dan lanjutan pada Officer Diving & Hyperbaric Medicine Course di Rumah Sakit Royal, Australia. Di Poliklinik Baromed para pasien HBOT akan dipandu oleh dr Mustapha Kamar Karim.
HBOT kata Goh Khoon Seng memiliki keefektifan terapi pada penderita diabetes sehingga tidak perlu diamputasi kakinya. Cara kerja HBOT, HBOT akan mengecilkan pembuluh darah dan mengurangi bengkak dan HBOT akan menambahkan kepekatan oksigen di kawasan tertentu.
HBOT juga merangsang pertumbuhan kolagen yang sangat diperlukan untuk memulihkan luka pada penderita diabetes. Terapi ini juga untuk memperkuat keupayaan sel-sel darah putih untuk membasmi bakteria, merangsang pertumbuhan dan pembukaan pembuluh darah.
HBOT hanya diberikan kepada pasien yang membutuhan oksigen medis. Oleh karenanya pemberian HBOT harus mengacu pada aturan yang telah ditetapkan yakni pasien yang menerima HBOT tidak dibolehkan menyelam (berenang boleh), tidak boleh naik pesawat terbang (minimal 24 jam setelah pemberian HBOT), jangan makan terlalu banyak, hindari makan/minuman bersoda, jangan menggosokan gigi 24 jam sebelumnya, jangan melakukan HBOT jika demam, HBOT juga tidak boleh diberikan pada penderita asma dan penyakit paru-paru.
Untuk anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan HBOT berdasarkan kasusnya dan biasanya sesuai dengan saran dokter, setelah melakukan HBOT, anak berkebutuhan khusus akan direkomendasikan kembali untuk melakukan HBOT dalam waktu 1-2 bula jika ada peningkatan yang baik.
Namun perlu diingat HBOT dilarang untuk wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran pada kehamilan muda.(ril)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar